Perawatan Bayi

Si Kecil Menangis Lama Jangan-Jangan Kolik

Si kecil menangis lama di malam hari? Bukan berarti si kecil melihat hantu atau makhluk halus seperti kata orangtua zaman dulu. Besar kemungkinan ia mengalami kolik.
    
Kolik adalah nyeri perut akibat gangguan pada usus yang kerap dialami bayi usia dua minggu hingga 2-3 bulan. Serangan kolik datang dan hilang secara tiba-tiba. Meski bisa terjadi kapan saja, kebanyakan bayi mengalami kolik pada senja hari menjelang malam. Hingga kini belum diketahui pasti kenapa bisa demikian. Dugaan paling kuat karena fermentasi susu yang dikonsumsi sejak pagi hingga siang hari, baru terasa imbasnya di sore hari. Itulah mengapa, bayi yang mengonsumsi susu formula lebih berpotensi mengalami kolik. Susu formula mengandung kadar lemak dan karbohidrat yang jauh lebih tinggi dibanding ASI, sehingga membuat penyerapannya jadi lebih lama. Sedangkan kolik pada bayi yang menyusu ASI biasanya disebabkan salah posisi saat ibu menyusui, bukan karena ASI itu sendiri.

GEJALA KHAS KOLIK:
Bayi menangis keras disertai jeritan dan episodik: suatu saat timbul, suatu saat hilang, tapi hanya satu-dua menit, lalu menangis lagi. Wajahnya kemerahan atau malah pucat; perut kembung dan keras; kedua tungkai mula-mula lurus kemudian ditekuk ke arah perut serta kedua tangan mengepal.

PENANGANAN KOLIK:
Tidurkan bayi dengan posisi miring ke kanan dan berikan guling di antara kedua kakinya. Posisi ini bisa membuat bayi buang angin atau bahkan pup sehingga perutnya jadi "enteng" dan tidak melilit. Boleh saja memberinya minyak penghangat seperti minyak telon agar tubuh bayi lebih nyaman. Jika si kecil tak henti menangis meskipun ibu juga sudah berusaha menenangkannya dengan mendekapnya dalam gendongan, sebaiknya bawa bayi ke dokter. Jika bayi memang sudah sangat tersiksa, dokter “terpaksa” memberikan obat untuk menenangkan gerakan usus bayi.

PENCEGAHAN KOLIK:
Berikan ASI eksklusif kepada bayi selama 6 bulan karena efektif mencegah terjadinya kolik, tentu dengan memerhatikan posisi tepat menyusui. Pada bayi yang mengonsumsi susu formula, berikan dalam porsi sedikit tapi sering agar sistem pencernaannya mampu menyesuaikan diri. Tak lupa, selalu sendawakan bayi setiap usai menyusu, baik bagi bayi yang mengonsumsi ASI maupun susu formula.

Sumber:
Wawancara dengan Dr. Rifan Fauzie, Sp.A dari Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan Kita

Foto : Nakita

 

Kategori:
Perawatan Bayi

SHARE