Tumbuh Kembang

Agar Anak Segera Lancar Berbicara

Si kecil Anda sudah berusia 2 tahun tapi belum juga bisa bicara? Sebaiknya jangan terburu-buru memvonisnya mengalami keterlambatan perkembangan bicara. Coba bandingkan dulu dengan anak sebayanya. Jika memang perbedaannya cukup jauh, barulah Anda patut waspada.

Itulah saran yang disampaikan Dra. Mayke Tedjasaputra , psikolog anak dari Lembaga Psikologi Terapan UI. Lihat juga, apakah selain tak bisa bicara, ia mengalami kelambatan di bidang lainnya seperti belum bisa berjalan. Kalau ini yang terjadi, sebaiknya orangtua waspada. "Bisa jadi si anak mengalami keterbelakangan mental," tutur Mayke.

Mengenai penyebab keterlambatan bicara, menurut Mayke, bisa disebabkan oleh berbagai hal. Bisa karena pusat bicaranya yang terdapat di otak belum matang atau ada gangguan perkembangan otak yang disebut disphasia. Bisa pula karena susunan alat-alat bicaranya (seperti susunan gigi-geligi dan bentuk lidah atau anak lidah) yang tak sesuai, sistem pendengaran terganggu, atau karena keterbelakangan mental.

Anak-anak yang diasuh di lingkungan keluarga dengan lebih dari satu bahasa, umumnya perkembangan bahasanya akan terlambat untuk sementara. Sebab si anak bingung, bahasa mana yang akan diucapkan. Akhirnya, ia enggan bicara.

Penyebab lainnya ialah soal jenis kelamin. "Biasanya perkembangan bicara anak perempuan lebih cepat dibandingkan anak lelaki," jelas Mayke. Anak lelaki biasanya lebih cepat dalam perkembangan motorik karena umumnya anak lelaki memberikan banyak energi dan konsentrasinya untuk kegiatan fisik. "Akibatnya, hanya sedikit yang tersisa untuk berlatih bicara."

Latih Tiap Hari
Bila sampai usia 2 tahun si kecil belum juga bisa bicara, sebenarnya ini masih normal, "Asalkan ia dapat menggunakan beberapa kata, mengerti apa yang dikatakan kepadanya, dan dapat mengikuti petunjuk singkat. Juga mampu berkomunikasi melalui gabungan kata tunggal, bahasa isyarat, dan bahasa tubuh."

Kendati begitu, tak berarti orangtua boleh tenang-tenang saja. Sebab, bila ternyata ia bermasalah dan tak ditangani secara tepat, ia akan sulit mengejar ketinggalannya. "Lain hal jika orangtua rajin membawanya ke tempat latihan bicara, cukup telaten mengajari dan merangsangnya bicara, serta si anak pun mau menerima pengajaran itu, maka dalam beberapa bulan saja kemajuannya akan cepat sekali."

Keterlambatan bicara pada seorang anak selalu bisa disembuhkan. Jika penyebabnya anak kurang mendapat rangsangan, Mayke menganjurkan agar orangtua harus segera intervensi dan menstimulusnya secara terarah. "Jangan sekali-kali orangtua beranggapan, keterlambatan bicara anaknya akan hilang sendiri dengan bertambahnya usia. Tidak."

Banyak hal bisa jadi media untuk melatih anak bicara. Orangtua harus sering mengajak si anak bicara. Misalnya dengan sering menelepon anak bila ibu bekerja. Juga perluas pengetahuan anak melalui media buku bergambar, tunjukkan nama-nama benda atau binatang, atau nama-nama benda yang ada di tubuh anak, benda-benda di rumah, dan lingkungan terdekat si anak.

Bantu anak untuk mengerti konsep sederhana seperti besar-kecil, basah-kering, dan lainnya. Asah inderanya dengan memperkenalkan tentang warna, suara, bau, dan sebagainya. Semua itu bermanfaat agar anak mengerti banyak kata sebelum digunakan dalam percakapan.

Lakukan komunikasi dengan anak setiap hari. Sebab, untuk mengerti bahasa, anak harus mendengar bahasa tersebut diucapkan berulang-ulang. "Jadi, sering-seringlah mengajaknya bicara walau ia belum dapat menanggapi."

Bila anak mengucapkan kata secara keliru, langsung koreksi. Begitu juga jika ia menggunakan tata bahasa yang salah. Anak juga senang dengan nyanyian dan mendengarkan musik. Dengan mengulang lagu-lagu sederhana akan menambah perbendaharaan katanya.

Hanya saja, pesan Mayke, dalam melatih anak berbicara hendaknya jangan terburu-buru dan harus bertahap. "Jangan banyak-banyak dulu. Nanti kalau ia sudah bisa, baru beralih ke kata yang lain." Karena dalam latihan itu, bukan hanya sekadar agar anak mengerti nama-nama benda itu, tapi sekaligus mengucapkannya.

Mulailah dengan kata-kata dari benda yang disukai anak. Jika ia gemar mobil-mobilan, misalnya, ajari untuk mengucapkan kata mobil. Terus berlanjut ke kata "mobil merah", "mobil tua", dan sebagainya agar kosa katanya berkembang. Tetapi jangan memaksanya. Jika ia hanya bisa mengucapkan kata "susu" dengan "cu....", biarkan saja. "Toh, ia sudah bisa berekspresi dengan benar. Lambat laun ia pasti akan bisa," kata Mayke.

Oh ya, jangan lupa berikan pujian bila ia mengucapkan kata atau kalimat yang benar.

FOTO: BAYIBICARA.JPG – SCIENCEMAG.ORG

Kategori:
Tumbuh Kembang

SHARE